Minggu, 15 Januari 2012

CERPEN RAFAEL smash

                 Phobia Cinta

    Nabi Saw bersabda, “Adam hidup disurga sebelum hawa. Maka ia merasa kesepian.  Lalu diciptakanlah hawa. Ia berkata pada hawa ‘siapa engkau dan mengapa engkau dicipta?’ hawa menjawab, ‘aku adalah penenteram untukmu.”

                                                           ***

    Mentari  masih terus statis. Tak hendak bergerak. Diam. cahayanya serupa molekul-molekul  ion yang bergerak , mendekati inti atom. Kehangatannya bagai mantel bulu dimusim salju. Bias-bias sinarnya memantul kesegalah arah.  Secarik cahayanya hinggap pada sekeping cermin sebuah universitas. Shizuoka university namanya.  Shizuoka terletak di bagian timur Jepang. Tepatnya di Prefektur Shizuoka.
Tidak sedikit mahasiswa pribumi yang menuntut ilmu di Negeri Sakura. Sadar akan terpuruknya sistem pendidikan dalam negeri, para generasi penerus yang haus dan lapar akan ilmu ini merantau kenegeri orang demi meneguk secangkir ilmu dan sekerat pengalaman. Tak terkecuali  Airin. Dua tahun bukanlah waktu yang sebentar baginya tinggal di negara empat musim dan  setiap bulannya selalu ada hari libur. Sebut saja hari ini. Dosennya sengaja mengajar lebih sedikit karena ingin ber-hanami.  Airin melangkah menuju taman yang ada di areal kampus.  Awal bulan april seperti ini, bunga sakura sedang tumbuh dengan mekar-mekarnya. Kelopaknya yang merah muda seolah menari ditiup angin.
    “you like it?” tanya Rafael tiba-tiba. Airin yang tengah mengagumi bunga khas musim semi ini terlonjak kaget. Namun ia dengan cuek menjawab.
    ” haaik, hontouni kirei”. Rafael tersenyum senang.
    “aku pernah mendengar cerita temanku bahwa jika seseorang menyatakan cintanya dibawah bunga sakura yang mekar, maka cintanya akan abadi.” Ucap Rafael.
    “benarkah? uso .Menurutku didunia ini tidak ada yang abadi.cinta itu hanya pandangan saja. Jika kecantikan berganti tua dan kekayaan berganti larat, Maka cinta itu hanya menjadi omong kosong.”  Tukas Airin.
    “sampai kapan kau akan terus terjebak dalam masa lalumu? Hidup ini terus berjalan.”
    “ tau apa kau soal masa laluku. Mind your own business .” ucap gadis itu meninggalkan Rafael. Rafael mengepalkan tinjunya. Ia tak juga menyerah.

                                                                 ***

    “you have to be patient bro” nasihat Dicky teman satu apartement Rafael  itu duduk seraya meminum jus sayurnya. Rafael duduk dihadapannya seraya memaikan senar gitar pelan namun pasti. “your cousin makes me crazy. Kuruu” keluh Rafael menyimpan gitar.
    “Rangga itu seperti apa ?” tanya Rafael menatap Dicky. “ceritakan lebih banyak tentangnya” pintanya lagi.
    “Rangga itu cinta pertama Airin. Airin dan Rangga sudah berpacaran sejak SMP di Bandung bahkan,mereka hampir bertunangan jika saja Rangga tidak meninggalkan Airin dan berpaling pada wanita lain. Rangga meninggalkan Airin begitu saja bersama dengan Ova kebelanda.  Airin frustasi dan hampir bunuh diri. Untunglah saat itu mama Airin selalu mendampinginya hingga Airin bisa bangkit dari keterpurukan. Namun sejak saat itu Airin jadi takut jatuh cinta. Rangga sebenarnya baik namun ia terlalu egois. Airin yang saat itu amat terobsesi pada cinta pertamanya tidak pernah menganggap Rangga bersalah. Justru ia sering dibohongi oleh Rangga. Aku rasa Rangga merasa diatas angin jadi dia memperlakukan Airin dengan seenaknya. Ia bahkan lebih menyayangi kucingnya dibanding Airin. Keterlaluan.” Ucap Dicky panjang lebar.
    “Airin sangat keras kepala.” Keluh Rafael. Namun percakapan mereka terhenti oleh sebuah teriakan dari pintu masuk.
    “konnichiwa “suara seorang gadis menyapa mereka.
    “irrashai”  Dicky menyambut Airin.
    “ aku membawa makan siang untuk kalian berdua.” Ucap Airin pada Dicky dan Rafael.
    “ayo makan sama-sama.” Ajak Dicky.
    “itada kimas” ucap Rafael menyantap makan siangnya. Mereka makan dengan lahap. Diringi desahan lembut angin musim semi. Helaian-helaian bunga sakura terbawa nakalnya angin bulan  April.


                                                                            ***

    Kereta shinkansen melaju tanpa spasi. Geraknya pasti dan tegas. Menyapa rel dengan angkuh. Menabrak angin dengan kukuh.  Tak ragu beradu dengan sejuknya udara.  Melaju layaknya peluru yang ditembakkan.  Kecepatannya memang sebanding dengan namanya. shinkansen dalam bahasa Jepang berarti kereta peluru. Airin duduk mendengarkan siaran berita terkini dari layar ponselnya.
    “ohayou gosaimasu” sapa seorang gadis bermata sipit padanya.
    “ ohayou”  Airin tersenyum dan sedikit membungkukkan badan atau disebut juga rei.
    “yoi o-tenki desu ne” ucap gadis itu seraya duduk persis didekat Airin. Airin tersenyum setuju.
    “watashi wa miyuki. Douzo yoroshiku” gadis Jepang itu memperkenalkan diri. Dan membungkuk taksim.
    “hajimemashite, watashi wa Airin to moushimasu. Douzo yoroshiku onegai shimasu” Airin memperkenalkan diri dan membungkukkan badan persis seperti miyuki
    “doko kara kimashita ka?”
    “indoneshia kara kimashita”
Percakapan kedua gadis beda bangsa itu perlahan terhenti seiring dengan melambatnya kereta yang mereka tumpangi. Miyuki dan Airin berjalan beriringan keluar dari dalam kereta.
    “nagai koto o-jama itashimashita” pamit Airin pada miyuki.
    “itterashai” ucap miyuki melambaikan tangan pada Airin.
    “sayonara” balas Airin seraya berlari menuju kampusnya.
Pertemuan pagi itu sangat menyenangkan. Ah, gadis Jepang yang ramah. Pikir Airin dalam hati. Jauh berbeda dengan tanah airnya yang selalu mengagungkan asas kekeluargaan tetapi pertengkaran merajalela.
 Di Jepang semuanya serba teratur bahkan langkah kakipun dipikirkan demi mencapai efisiensi. Kedisiplinan sangat dijunjung tinggi. Bukan negara islam tapi kemaslahatan rakyat sangat diperhatikan. Teknologinya tidak perlu dipertanyakan lagi. segala yang ada di Jepang serba moderen. Namun kebudayaannya tetap terjaga dan bersanding mesra dengan kecanggihan teknologinya. Bahkan ibukotanya tokyo menjadi 3 kota terpadat di dunia bersama london dan New York. Tak mengherankan jika bumi pertiwi kita pernah dijajah selama tiga setengah abad.


                                                  ***

    “Rafael itu sungguh menyukaimu.” Ujar Dicky pada sepupu perempuannya.
    “uso”
    “uso janai yo,berikan dia kesempatan.” Pinta Dicky lagi.
    “muzukashii.”
    “masa lalu bukalah hal yang harus diratapi dan ditakuti. Tapi jadikan masa lalu itu sebagai pengalaman dan tolak ukur menghadapi masa depan. Rafael orang yang baik. ”
    “kau dibayar berapa oleh Rafael?”
    “hei, aku tidak membayarnya sepeserpun” protes Rafael yang tiba tiba muncul. “ayo kita jalan-jalan.” Ajak Rafael menarik lengan Airin.
Rafael dan Airin berjalan disepanjang terotoar yang terdapat banyak toko dan pusat perbelanjaan. “stay here” perintah Rafael . sementara Rafael masuk kesebuah toko Airin berdiri mengamati jalan raya. Tak lama berselang Rafael keluar dari toko tersebut. ”ini untukmu.” Ucap Rafael.
    “benarkah? Dalam rangka apa nih?”
    “kau senang?”
    “iya” Airin mengangguk. Rafael mengalungkan syal biru muda keleher Airin.
    “kenapa biru muda? Ini warna kesukaan Rangga.” Keluh Airin.
    “warna biru itu tidak ada hubungannya dengan masa lalumu. Mulai saat ini kau harus mencoba menyimpan kenanganmu. Jika kau seperti ini terus maka masa lalumu akan seperti bayangan yang menghantui dan mengikutimu. Kau bisa menyimpannyakan?” tanya Rafael.
    “kau tidak menyuruhku melupakan masa laluku?” Airin bingung.
    “tidak, terkadang masa lalu juga bisa berguna, tapi pada kasusmu sebaiknya kau simpan saja yang rapi disini.” Rafael mendekatkan telunjuknya didahi Airin.
    “sudahlah ayo kita duduk disana.” Ajak Rafael menunjukk sebuah kursi disebuah kedai kopi.
    “makanan apa yang kau sukai?”tanya Airin.
    “watashi no kobutsu wa chokoraeto desu” ucap Rafael.
    “benarkah? Aku harap kau menyukai ini.” Arin menyodorkan sebuah kotak pada Rafael.
    “arigatou gosaumasu” ucap Rafael membuka kotak yang isinya adalah cokelat. Airin tersenyum.
Lambaian angin menyapa pipinya. Menebarkan aroma khas musim semi. Ah, musim semi tahun ini sangat indah. Terimakasi Tuhan. Syukur Airin dalam hati.


                                                               ***

    Cherry blossom kembali menyapanya. Ia berjalan turun dari bis. Kota inilah yang ditujunya. Kota yang berada diantara Tokyo dan Nagoya. Shizuoka. Ia menyandang ranselnya dan berjalan yakin kearah sebuah universitas. Ia melihat brosur yang dipegangnya. Shizuoka university kini terpampang didepannya. Namun ia tak segera masuk. Ia berdiri diseberang jalan namun matanya tak lepas dari pintu gerbang universitas.
Dua jam ia menunggu, matanya menatap seseorang yang sudah lama ditunggunya. Ia segera berlari menghampirinya.
    “Airin!” panggil pemuda itu. Airin yang merasa namanya disebut menoleh kearah sumber suara tersebut. Ia terkejut melihat siapa yang baru saja memanggilnya. “Rangga.” Ucap Airin lirih tak percaya.
    “Airin akhirnya aku menemukanmu.”
    “mau apa kau?” tanya Airin ketus.
    “Rin, I do apologize.”
    “udahlah. aku udah bosan dengan kata-katamu.”
    “please, kasih aku kesempatan. Asal kamu tau, aku jauh-jauh dari belanda datang kesini cuma buat nyari kamu Rin.”
    “itu sih deritamu.”
    “Rin, aku mohon” Rangga merah jemari Airin. Namun Airin cepat menepisnya.
    “omong kosong. Mana Ova pacarmu itu? Apa dia meninggalkanmu seperti kau meninggalkanku dulu?”  Rangga terdiam.
    “hatiku sudah kututup rapat. Tidak ada tempat lagi untukmu.”
    “Rin, kamu dengarkan penjelasanku dulu.”
    “lebih baik kamu cari cewek lain yang lebih baik dariku.aku udah nggak butuh penjelasan kamu. Penjelasanmu itu tidak mungkin bisa menyembuhkan luka dihatiku.” Keluh Airin parau.
    “lalu siapa yang menyembuhkannya?” tanya Rangga ketus.
    “aku” sahut Rafael tiba-tiba muncul dibelakang Rangga.
    “ aku udah maafin kamu. Sebaiknya kamu pulang saja kebelanda. Mama dan papa kamu pasti akan cemas.” Saran Airin. Rafael menarik lengan Airin menjauh dari universitas meninggalkan Rangga yang masih berdiri mematung.


                                                                  ***

    “aku senang kau bisa menyimpan masa lalumu.” Ujar Rafael lega.
    “iya”
    “jadi kau bisa menerimakukan? Aku menyukaimu.”
    “tunggu senentar.” Airi membuka resleting tasnya dan menyodorkan sebuah benda dibalik jemarinya. “lihat ini” Rafael melangkah maju namun tiba tiba ia terlonjak kebelakang dan wajahnya pucat. “apa kau sudah gila?” teriak Rafael. Airin tersenyum nakal.
    “dari mana kau tau aku phobia kaca retak?”
    “sepupuku tersayang yang mengatakannya.” Airi tersenyum.
    “sama sekali tidak lucu. Cepat singkirkan benda itu.” Pinta Rafael pucat.
    “tidak. Tadi kau bilang menyukaiku. Kalau kau benar menyukaiku maka kau harus memyentuh dan melihat kaca ini.”
    “apa? Aku tidak akan melakukan hal itu.” Ucap Rafael kesal.
    “kau sendiri yang membuatku bangkit dan membuatku meninggalkan masa lalu cintaku yang menakutkan. Kini aku ingin membalas kebaikanmu dengan menyembuhkan phobiamu.”
    “phobia itu tidak mudah disembuhkan.”
    “apa kau lupa dengan the power of love? Kalau kau tidak mau melakukannya, ucapkan selamat tinggal padaku.” Ancam Airin. Gadis itu beranjak pergi meninggalkan Rafael yang masih berdiri ketakutan.
“tunggu.”  Teriak Rafael.
    “apa lagi?”
    “berikan kaca itu.” Airin menyerahkan kaca retak berukuran 10 x 5 cm pada Rafael. Pemuda itu menerima dengan tangan bergetar dan nafas yang beradu cepat. Dilihatnya sekilas lalu dilemparkannya.
    “bagaimana?” tanya Rafael.
    “baiklah.” Ucap Airin memeluk Rafael.
    “Airin” panggil Rafael. Airin melepas pelukannya.
    “kenapa?”
    “ayo kita ke Tokyo Tower.” Ajak Rafael.
    “apa? Tidak. Ku tidak suka ketinggian.” Tolak Airin. Namun Rafael terlanjur menarik lengan Airin. Berlari menembus angin. Menyongsong taburan bunga sakura. Angin kembali berhembus pelan mengiringi gerak gemulai matahari. Mega-mega merah kembali menyapa langit Shizuoka.
                                              
                                              ***

            T.A.M.A.T




Cat:
•    Hanami        : piknik sambil melihat bunga sakura
•    haaik, hontouni kirei    :iya, cantik sekali
•    uso              :bohong
•    Mind your own business    :uruslah urusanmu sendiri
•    Kuruu              :gila 
•    konnichiwa          :selamat siang 
•    Irrashai          :selamat datang
•    itada kimas        : ungkapan yang diucapkan sebelum makan
•    ohayou gosaimasu      :selamat pagi
•    ohayou            : pagi
•    yoi o-tenki desu ne      :cuaca yang indah
•    watashi wa miyuki. Douzo yoroshiku   saya miyuki sang berkenalan denganmu 
•    hajimemashite, watashi wa Airin to moushimasu. Douzo yoroshiku onegai shimasu  :kenalkan saya Airin.     Saya mahasiswi . senang berkenalan dengan anda.
•    doko kara kimashita ka?  :darimana asalmu?
•    indoneshia kara kimashita : saya dari Indonesia
•    nagai koto o-jama itashimashita  :senang berkenalan denganmu 
•     itterashai         : hati-hati dijalan 
•    sayonara          :selamat tinggal 
•    uso janai yo          :aku tidak bohong
•    muzukashii         : sulit 
•    watashi no kobutsu wa chokoraeto desu  :makanan  kesukaanku cokelat
•    arigatou gosaumasu    :terimaksih banyak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar